Biografi dan Peran Al Tahtawi Dalam Pembaharuan Dunia Islam - Tech Terpadu
News Update
Loading...

Sunday, August 5, 2018

Biografi dan Peran Al Tahtawi Dalam Pembaharuan Dunia Islam

Biografi Al Tahtawi dalam pembaharuan dunia islam

Al Tahtawi
(Tokoh Pembaharuan Dunia Islam)

1 2 3
Rifa'a al-Tahtawi (juga dieja Tahtawy ; bahasa Arab : رفاعة رافع الطهطاوي / ALA-LC : Rifā'ah Rāf'i al-Ṭahṭāwī ; 1801-1873) adalah seorang penulis Mesir, guru, penerjemah, ahli Mesir dan intelektual Renaisans. Tahtawi adalah salah satu ilmuwan Mesir pertama yang menulis tentang budaya Barat dalam upaya untuk mewujudkan rekonsiliasi dan pemahaman antara peradaban Islam dan Kristen. Lahir di kota Tahta ( di dataran tinggi Mesir ) pada masa pemerintahan Muhammad ali, yaitu pada tahun 1802 M. Orang tuanya dari kaum bangsawan, tetapi sedikit pengalaman. Namun keluarganya yang tradisi keagamaannya kuat itu menjadikan al-Tahtawi tekun mempelajari Al-Qur'an sejak kecil.

Ketika dewasa ( 16 tahun ) ia berangkat ke Kairo untuk belajar di Al-Azhar, dibawah pengawasan atau bimbingan syekh Hassan Al-Attar. Al-Tahtawi adalah murid kesayangnya. Setelah lima tahun, ia bisa menyelesaikan studinya ( 1822 M ).

Hasan Al-Attar banyak memiliki hubungan dengan para ilmuwan Perancis yang bertemu dengan Napoleon di Mesir. Karena ketekunan dan ketajaman pikiran Al-Tahtawi, gurunya ( syekh Al-Attar) selalu memberikan dorongan agar selalu menambah ilmu pengetahuan. Selesai studi di Al-Azhar, Al-Tahtawi mengajar di Universitas tersebut selam 2 Tahun. Dan pada tahun 1824 M dapat juga raih gelar " Master " pada Egyptian Army di Mesir. Pada tahun itu pula, diangkat menjadi imam bagi mahasiswa-mahasiswa yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasha ke Jomard di paris, untuk bahasa Perancis dan ilmu-ilmu modern. Tetapi disamping tugasnya sebagai imam, ia juga ikut belajar.

Selama 5 tahun di Paris, ia kursus privat bahasa Perancis, sehingga dalam waktu lima tahun itu, ia mampu menerjemahkan sejumlah 12 buku dan risalah, diantaranya risalah tentang sejarah Alexander Macedonia, buku-buku mengenai pertambangan, ilmu bumi, akhlak dan adat istiadat berbagai bangsa, risalah tentang ilmu teknik, hak-hak manusia, kesehatan jasmani dan sebagainya.

Selama di Paris, Al-Tahtawi menghabiskan waktunya untuk membaca berbagai macam buku ilmu pengetahuan. Sekembalinya dari paris pada tahun 1832 M ke Mesir, ia diangkat sebagai penerjemah dan sebagai guru Besar pada sekolah kedokteran perancis di Kairo. Dua tahun kemudian ( 1835 ), ia pindah ke sekolah Artelery sebagai penterjemah ( direktur ) buku-buku ilmu teknik dan kemiliteran. Setahun kemudian ( 1836 ) didirikan sekolah penerjemah ( Sechool of Foreign Languages ) atau Sekolah Bahasa-bahasa Asing" dan Al-Tahtawi sebagai direktur dan sebagai penanggung jawab harian " Al Waqa`al Mishriah ".

Setelah Muhammad Ali Pasha meninggal ( 1848 ) maka cucunya Abbas sebagai gantinya, dan Al-Tahtawi kemudian dikirim ke Sudan sebagai kepala sekolah di Kartoum. Setelah Abbas meninggal ( 1854 ) Al-Tahtawi kembali ke Mesir atas panggilan pengganti Abbas, yaitu Said Pasha, ia diangkat sebagai direktur sekolah Militer.

Pada tahun 1863 M di Mesir dibentuk suatu badan yang bertugas menterjemahkan undang-undang Perancis dan bermarkas di kantor yang namanya " Translation Office " dan Al-Tahtawi menerbitkan majalah " Raudatul Madaris " untuk " Munistry of Education ". Al Tahtawi sekembalinya dari mesir telah menterjemahkan buku-buku di antaranya buku-buku tentang geografi, sejarah ( Raja-raja Perancis, Raja-raja Charles XI, Charles V, filsafat Yunani ) dan Montesque dan Al Tahtawi juga menulis buku-buku yang diterbitkan ( berupa tulisan atau karangan).

Di atara karangan-karangan Al Tahtawi adalah :
1) Takhlisul Ibriz fi Talkhish Pariz
2) Manhij al Albab al Mishriyah fi Manahijj al Adab al` Ashriyah.
3) Al Mursyid al Amin lil banat wa al banin
4) Al- Qaul al Said fi Ijtihad wa al Taqlid
5) Anwar Taufiq al jalil fi Akhbar Mishar wa Tautsiq Bani Ismail
6) Al-Mazahib al Arba`ah fi al Fiqh.
7) Qanun al Tijari
8) Al Tuhfat al Maktabiyah fi al Nahw
9) Al Manafi` al Uminyah

Buku-buku karangannya tersebut, bagi pembaca yang menelusurinya dapat merasakan bahwa si punulis sedang berkelana menju dunia pengetahuan yang lebih luas, dibawaah kamondo pengetahuan yang kuat, menguasai jalan pikiranya. Ayat-ayat Al Qur'an dan Sunnah Rasul SAW. Menjadi terhujam, terpatri dalam hatinya.

Sehingga pengalaman dan keadaan masyarakat diwaktu itu tergugah hatinya untuk memikirkan dan menerapkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam usaha kearah kemajuan bangsanya. Hal-hal yang tidak disetujui dikemukakan secara berani, meskipun dia sendiri menyadari bahwa tindakannya dapat mengakibatkan sedikit kehebohan. Sehingga masih bersifat sederhana sesuai kondasi saat itu.

Share with your friends

Add your opinion
Disqus comments
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done